MATERI 1
Kepemimpinan Dalam Organisasi
Dalam kenyataannya para pemimpin da
pat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kwalitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan paranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Kemudian timbul pertanyaan yang membuat seorang pemimpinan effektif? Apa Hampir semua orang, bila diajukan pertanyaan itu akan menjawab bahwa pemimpin yang effektif mempunyai sifat atau kualitas tertentu yang diinginkan.
pat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kwalitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan paranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Kemudian timbul pertanyaan yang membuat seorang pemimpinan effektif? Apa Hampir semua orang, bila diajukan pertanyaan itu akan menjawab bahwa pemimpin yang effektif mempunyai sifat atau kualitas tertentu yang diinginkan.
Kemampuan den ketrampilan kepemimpinan
dalam pengarahan adalah faktor penting effektifitas manajer. Bila organisasi
dapat mengidentifikasikan kualitas–kualitas yang berhubungan dengan
kepemimpinan, kemampuan untuk menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat.
Dan bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik
kepemimpinan efektif, akan dicapai pengembangan efektifitas personalis dalam
organisasi.
A.
Arti
Kepemimpinan dan Manajemen Yang Fungsi Melaksanakan Kepemimpinan
Dalam praktek sehari-hari, seoring
diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal macam pengertian
tersebut berbeda. Pemimpin kedua adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang
kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Setiap orang mempunyai pengaruh atas
pihak lain, dengan latihan dan peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh
tersebut akan bertambah dan berkembang. Kepemimpinan membutuhkan penggunaan
kemampuan secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dan dalam wujudkan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dewasa ini kebanyakan para ahli
beranggapan bahwa setiap orang dapat mengembangkan bakat kepemimpinannya dalam
tingkat tertentu.
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk
mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan
sesuatu, bawahan dipimpin dari bukan dengan jalan menyuruh atau mondorong dari
belakang. Masalah yang selalu terdapat dalam membahas fungsi kepemimpinan
adalah hubungan yang melembaga antara pemimpin dengan yang dipimpin menurut
rules of the game yang telah disepakati bersama.
Seseorang pemimpin selalu melayani
bawahannya lebih baik dari bawahannya tersebut melayani dia.Pemimpin memadukan
kebutuhan dari bawahannya dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat
secara keseluruhannya.
Dari batasan kepemimpinan sebagaimana
telah disebutkan di atas seorang dikatakan pemimpin apabila dia mernpunyai
pengikut atau bawahan. Bawahan ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau
tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam
tiga tingkatan yang tergabung dalam kelompok anggota-anggota manajemen
(manajement members). Ketiga tingkatan tersebut adalah :
a.
Manager puncak (Top Manager)
b.
Manajer menengah (Middle manager)
c.
Manajer bawahan (Lower managor/suvervisor)
Seorang pemimpin mempunyai baik
ketrampilan manajemen (managerial skill) maupun keterampilan tekhnis (technical
skill). Semakin rendah kedudukan seorang tekhnis pemimpin dalam organisasi maka
keterampilan lebih menonjol dibandingkan dengan keterampilan manajemen. Hal ini
disebabkan karena aktivitas yang bersifat operasional.
Bertambah tinggi kedudukan seorang
pemimpin dalam organisasi maka semakin menonjol keterampilan manajemen dan
aktivitas yang dijalankan adalah aktivitas bersifat konsepsional.
Dengan perkataan lain semakin tinggi
kedudukan seorang pamimpin dalam organisasi maka semakin dituntut dari padanya
kemampuan berfikir secara konsepsional strategis dan makro.
Di samping itu perlu dikemukakan bahwa
semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia semakin genoralist,
sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi
spesialist.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa lebih
mudah mengukur produktivitas pemimpin yang lebih rendah.
B.
Kepemimpinan Formal dan Kepemimpinan Informal
Dalam setiap organisasi selalu terdapat
hubungan formal dan hubungan informal. Hubungan formal melahirkan organisasi
formal dan hubungan informal melahirkan organisasi informal. Kepemimpinan
formal adalah kepemimpinan yang resmi yang ada pada diangkat dalam jabatan
kepemimpinan.
Polo kepemimpinan tersebut terlihat pada
berbagai ketentuan yang mengatur hirarki dalam suatu organisasi. Kepemimpinan
formal tidak secara otomatis merupakan jaminan akan diterima menjadi
kepemimpinan yang "sebenarnya" oleh bawahan.
Penerimaan atas pimpinan formal masih
harus diuji dalam praktek yang hasilnya akan terlihat dalam kehidupan
organisasi apakah kepemimpinan formal tersebut sekaligus menjadi kepemimpinan
nyata. Kepemimpinan formal sering juga disebut dengan istilah headship.
Kepemimpinan formal tidak didasarkan pada pengangkatan. Jenis kepemimpinan ini
tidak terlihat pada struktur organisasi.
Efektivitas kepemimpinan informal
terlihat pada pengakuan nyata dan penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan
seseorang. Biasanya kepemimpinan informal didasarkan pada beberapa kriteria
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Kemampuan "memikat" hati orang lain.
2.
Kemampuan dalam membina hubungan yang serasi dengan orang lain.
3.
Penguasaan atas makna tujuan organisasi yang hendak dicapai.
4.
Penguasaan tentang implikasi-implikasi pencapaian dalam kegiatan-kegiatan
operasional.
5.
Pemilihan atas keahlian tertentu yang tidak dimili ki oleh orang lain.
Telah dikemukakan bahwa tidak ada
pemimpin tanpa adanya pihak yang dipimpin. Pemimpin timbul sebagai hasil dari
persetujuan anggota organisasi yang secara sukarela menjadi pengikut. Pemimpin
sejati mencapai status mereka karena pengakuan sukarela dari pihak yang
dipimpin.
Seorang pemimpin harus mencapai serta
mampertahankan kepercayaan orang lain. Dengan sebuah surat keputusan, maka
seseorang dapat diberikan kekuasaan besar tetapi hal tersebut tidak secara
otomatis membuatnya menjadi seorang pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
Di bawah ini akan dikemukakan perbedaan
antara pemimpinan dengan non pemimpin.
Pemimpin:
1.
Memberikan inspirasi kepada bawahan
2.
Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan bawahan
3.
Memberikan contoh kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan
4.
Menerima kewajiban-kewajiban
5.
Memperbaiki segala kesalahan atau kekeliruan.
Non
Pemimpinan :
1.
Memberikan dorongan kepada bawahan
2.
Menyelesaikan pekerjaan dan mongorbankan bawahan
3.
Menanamkan perasaan takut pada bawahan dan memberikan ancaman.
4.
Melimpahkan kewajiban kepada orang lain.
5.
Melimpahkan kesalahan kepada orang lain dengan apabila terdapat kekeliruan atau
penyimpangan-penyimpangan.
MATERI 2
Pengantar Teori
Kepemimpinan dan Tipe-tipe Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para
ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda
dengan teori yang lainnya.
Di antara berbagai teori mengenai
lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu
sebagai berikut :
1.
Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam
mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini
mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat
pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia
akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah
menetapkan ia menjadi pemimpin.
2.
Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa
"leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial
mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders
are made and not born".
Penganut-penganut teori ini berpendapat
bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan
kesempatan untuk itu.
3.
Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari
kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat
bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu
lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang
memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah
dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi
positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori
yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang
jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti
apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap
organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut
:
1.
Tipe pemimpin otokratis
2.
Tipe pemimpin militoristis
3.
Tipe pemimpin paternalistis
4.
Tipe pemimpin karismatis
5.
Tipe pomimpin demokratis
1.
Tipe pemimpin demokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa
pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri
pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
a.
Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
b.
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c.
Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
d.
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia
menganggap dialah yang paling benar.
e.
Selalu bergantung pada kekuasaan formal
f.
Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang
mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe
mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak
menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam
organisasi modern.
2.
Tipe kepemimpinan militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa
yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan
pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam
militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe
militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a.
Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai
tujuan digunakan sebagai alat utama.
b.
Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
c.
Sonang kepada formalitas yang berlebihan
d.
Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
e.
Tidak mau menerima kritik dari bawahan
f.
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari
sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe
pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
3.
Tipe pemimpin fathernalistis
Tipe kepemimpinan fathornalistis,
mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan.ke Pemimpin
seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan
mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu
sentimentil.
Sifat-sifat
umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
a)
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b)
Bersikap terlalu melindungi bawahan
c)
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
d)
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya
kreasi.
e)
Sering menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan
tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi
sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen
kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4.
Tipe kepemimpinan karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen
belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma.
Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat
besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para
pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini,
pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang
karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan,
umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai
kriteria tipe pemimpin karismatis.
5.
Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada,
tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik.
Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan
kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan
demokratis adalah sebagai berikut:
1.
Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
2.
Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan
organisasi.
3.
Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
4.
Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan
agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas,
inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
5.
Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
6.
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
7.
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
8.
Dan sebagainya.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki
oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi
pemimpin demokratis.
Syarat-syarat
pemimpin yang baik
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
seorang yang tergolong sebagai pemirnpin adalah seorang yang pada waktu
lahirnya yang berhasil memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan
dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman
kerja.
Pengambangan kemampuan itu adalah suatu
proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan
semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat
antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai
berikut :
a)
Pendidikan umum yang luas.
b)
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang genoralist yang baik juga.
c)
Kemampuan berkembang secara mental
d)
Ingin tahu
e)
Kemampuan analistis
f)
Memiliki daya ingat yang kuat
g)
Mempunyai kapasitas integratif
h)
Keterampilan berkomunikasi
i)
Keterampilan mendidik
j)
Personalitas dan objektivitas
k)
Pragmatismo
l)
Mempunyai naluri untuk prioritas
m)
Sederhana
n)
Berani
o)
Tegas dan sebagainya.
MATERI
3
Menejemen
kepemimpinan
Pemimpin
adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya
jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif
membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat
penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan
dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya,
agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang
memimpinnya. Untuk menerapkan Manajemen dalam suatu organisasi diperlukan
adanya kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak
untuk meraih mutu. Manajemen diterapkan dalam organisasi yang melihat tugas
organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas rutin, yang sama saja dari hari
ke hari berikutnya. Semua sudah ditentukan standarnya, dan kalau kinerja sudah
sesuai standar maka bereslah segalanya. Manajemen juga mengenal standar
kinerja, tetapi bedanya standar ini bersifat dinamis, artinya standar itu
selalu bisa ditingkatkan. Sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan mutu
secara berkelanjutan.
Untuk
itu Manajemen memerlukan kepemimpinan yang mempu-nyai ciri-ciri yang agak
khusus seperti yang akan dibahas berikut ini.
Seorang
pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi,
melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur
hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif. Maka untuk
menjadi seorang pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin
Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi
akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan
pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan
yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain.
Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan
lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada
orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya
Langkah Praktis Manajemen Kegiatan
POACE adalah
langkah-langkah yang harus dilakukan saat menjalankan sebuah kegiatan. Langkah
tersebut terdiri dari Planning (perencanaan), Organizing (persiapan),
Actualizing (Pelaksanaan), Controling (pengontrolan) dan Evaluating (evaluasi).
Planning
Langkah awal yang tidak boleh ditinggalkan sebelum mengadakan
kegiatan adalah perencanaan (Planning). Ada ungkapan “Sebuah kebaikan yang
tidak terencana akan kalah dengan keburukan yang terencana dengan baik”.
Perencanaan diawali dengan munculnya ide atau alasan untuk mengadakan sebuah
kegiatan. Langkah berikutnya adalah mulai membuat konsep acara atau draft
rencana kegiatan tersebut.
Perencanaan
yang baik tidak dilakukan oleh banyak orang, tetapi hanya dilakukan oleh mereka
yang dalam posisi sebagai konseptor. Semakin banyak kepala yang berpikir, belum
tentu menjadi nilai lebih. Tetapi terkadang malah memperlama proses pengonsepan
kegiatan karena semakin banyak pihak yang terlibat, akan semakin sulit
menyatukan pandangan. Hendaknya yang menjadi konseptor adalah orang yang
benar-benar memiliki kemampuan dan pemahaman terhadap kegiatan yang akan diadakan.
Dalam tahap ini
dihasilkan konsep kegiatan, personel yang dibutuhkan dan time schedule.
Sehingga dalam tahap berikutnya, tinggal membagi tugas kepanitiaan dan makukan
persiapan sesuai tugas masing-masing.
Organizing
Jika langkah perencanaan telah selesai, lalu hasilnya dibawa ke
kelomok yang lebih besar. Yakni mulai dengan langkah membentuk kepanitiaan
(organizing committee). Besar kecilnya orang yang terlibat dalam kepanitiaan
tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan. Disamping kekurangan SDM bisa memnjadi
masalah, kelebihan yang terlalu banyak juga bisa menimbulkan masalah. Karena
mengatur banyak orang lebih sulit dari pada sedikit orang. Masalah juga bisa
timbul dari sisi biaya, yang seharusnya bisa lebih hemat jika yang terlibat
tidak terlalu banyak.
Peran pemimpin
dalam kepanitiaan sangat penting. Pemimpin yang baik, mampu mengelola SDM yang
dipimpinnya agar mempersiapkan setiap detai yang telah direncanakan. Sehingga
pada tahap berikutnya berjalan dengan lancar. Ingat istilah:
If you failed
to prepare, you prepare for failed.
Jika kamu gagal
dalam mempersiapkan, sama saja dengan mempersiapkan kegagalan.
Actuating
Actuating adalah tahap pelaksanaan kegiatan. Jika pada dua tahap
sebelumnya dilakukan dengan baik, maka pada tahap ini akan lebih mudah.
Sekalipun terkadang juga ada hambatan yang tidak diduga sebelumnya. Untuk
menghadapi hal seperti itu, perlu dilakukan langkah berikutnya.
Controling
Tugas utama pemimpin jika sudah pada tahap ini adalah mengontrol
jalannya kegiatan. jika ada masalah akibat hambatan yang belum terduga
sebelumnya, seorang pemimpin harus mampu mengatasinya. Pada tahap ini
diperlukan pemimpin yang mampu mengambil keputusan dengan tepat dan cepat.
Tugas pemimpin dalam tahap ini memang cenderung lebih ringan daripada panitia pelaksana
yang banyak bekerja. Tetapi tanggung jawab terbesar tetap berada di pundak
pemimpin.
Dalam
kepanitiaan, bila diperlukan bisa dibentuk seksi khusus yang membantu pemimpin
kegiatan untuk melakukan tugas ini.
Evaluating
Jika seuruh kegiatan telah selesai, langkah inilah yang dilakukan.
Maksudnya untuk mengumpulkan dan meng-”arsip” setiap permasalahan atau
kekurangan yang terjadi.Evaluasi menimal dilakukan sekali di akhir kegiatan.
Namun, perlu juga dilakukan evaluasi dipertengahan pelaksanaan kegiatan, tanpa
mengganggu jalannya kegiatan.Evaluasi juga merupakan salah satu sarana
“controling” ketika kegiatan berlangsung.
Jika setiap
tahap POACE di atas dilaksanakan dengan baik, maka tercapainya tujuan akan
lebih pasti. Pemimpin tentu saja tidak pernah meninggalkan satu tahappun. Dan
memang setiap tahap dari Planning hingga Evaluating menjadi tanggung jawab
utama pemimpin.
Analisis
SWOT
adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
DAFTAR PUSTAKA
Siagian,
Sondang P, 1979. Peranan staf dalam management. Jakarta: Gunung Agung.
Stoner,
James [and] A.F. Freeman, 1996. Manajemen. Jakarta: Prenhallindo
MATERI 4
Tekhnik Loby dan Negosiasi
Lobi merupakan kegiatan yang berupaya
agar segala sesuatu berjalan tidak melalui kekuasaan atau koersi melainkan
melalui persuasi. Kegiatan lobi yang dilakukan umumnya mempekerjakan para
pelobi profesional atau juga mempekerjakan mantan pejabat pemerintahan Fungsi
lobi adalah untuk melindungi kepentingan organisasi/lembaga dengan membuka
komunikasi pada pihak pengambil keputusan. Ada 3 jenis lobi, yaitu sebagai
berikut :
1. Lobi
tradisional yang menggunakan pelobi untuk mendekati pengambil keputusan.
2. Lobi
akar rumput, yang menggunakan masyarakat untuk mempengaruhi pengambil
keputusan.
3. Lobi
Political Action Committee, yakni komite yang dibentuk perusahaan-perusahaan
besar agar wakilnya dapat duduk di parlemen atau pemerintah.
Sedangkan negosiasi adalah pembicaraan antara dua
pihak atau lebih baik individual maupun kelompok untuk membahas usulan-usulan
spesifik guna mencapai kesepakatan yang dapat diterima bersama. Fungsi
negosiasi adalah untuk menyelesaikan konflik kepentingan dan permasalahan.
Ada 4 jenis negosiasi
berdasarkan pendekatan dan gayanya, yakni:
1. Berorientasi
bargaining
2. Berorientasi
kalah-kalah
3. berorientasi
kompromi
4. berorientasi
menang-menang/ kolaboratif.
Baik lobi maupun negosiasi merupakan
kegiatan yang sangat membutuhkan keterampilan komunikasi. Keterampilan
komunikasi tersebut mencakup mulai dari menulis, meneliti, mengilustrasikan
sampai berbicara. Ini sejalan dengan apa yang dikatakan pakar komunikasi,
apabila Anda ingin mengubah dunia maka Anda harus menguasai keterampilan
berkomunikasi.
Teknik Lobi
Teknik
melakukan lobi tidak lepas dari kegiatan lobi memberi informasi dan
mempersuasi. Sebelum sampai pada persoalan teknis, kita membahas terlebih dulu
4 bentuk organisasi lobi. Keempat bentuk tersebut adalah:
1.
Perhimpunan
2.
Perusahaan perorangan
3.
Yayasan
4.
Koperasi.
Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun di
Indonesia, kegiatan lobi belum terorganisasikan secara profesional, melainkan
masih dilakukan oleh orang-per orang.
Tahapan lobi dimulai dari:
1.
Pengumpulan fakta
2.
Interpretasi terhadap langkah
pemerintah
3.
Interpretasi terhadap perusahaan/lembaga
4.
Membangun posisi
5.
Melemparkan berita nasional/lembaga
6.
Mendukung kegiatan pemasaran/target.
Dari dimensi hubungan manusiawi,
teknik lobi tersebut adalah:
a. Menganalisis iklim
a. Menganalisis iklim
b. Menentukan lawan dan kawan
c. Mengidentifikasi kelompok kecil
yang akan menentukan iklim opini
d. Membentuk koalisi
e. Menetapkan tujuan
f. Menganalisis dan mendefinisikan
penyebab kasus
g. Menganalisis berbagai macam segmen khalayak
h. Memperhitungkan media
i. Mengembangkan kasus
j. Menjaga fleksibilitas.
Secara
lebih teknis langkah-langkah lobi dilakukan dengan (1) mengetahui motif-motif
orang yang terlibat dalam lobi, (2) mewaspadai jebakan, (3) menetralisir sikap
lawan, (4) memperbesar situasi media dan menyusun rancangan pendekatan media.
Teknik Negosiasi
Dalam
menjalankan teknik negosiasi kita mengenal 4 pendekatan, yakni bargaining,
kompromi, kalah menang dan menang merang. Namun yang paling ideal dalam
kegiatan bisnis adalah negosiasi yang berorientasi pada situasi menang-menang”.
Oleh karena selain berorientasi terhadap pemecahan masalah, juga berorientasi
pada terpenuhinya kepuasan kedua belah pihak dan tercipta dan terpelihara
hubungan jangka panjang yang harmonis. Dalam “menang-menang” pihak lain tidak
dipandang sebagai lawan melainkan sebagai mitra bisnis.
Akan tetapi, tidak setiap situasi memungkinkan kita untuk
melakukan negosiasi yang berorientasi pada situasi “menang-menang”. Ini terjadi
manakala terjadi konflik kepentingan dengan pihak lain dan pihak lain berupaya
menggunakan pendekatan negosiasi kalah-menang”. Selain itu, hubungan harmonis
jangka panjang tidak diperhitungkan dan jika kita merasa cukup kuat untuk
melakukan barganing.
Pilihan terhadap pendekatan dan gaya negosiasi bergantung
pada situasi yang dapat dikelompokkan dalam 4 kategori
1. Kerja
sama vs kompetisi
2. Kekuasaan
vs kepercayaan
3. Distorsi
komunikasi vs keterbukaan
4. Egois
vs kepentingan bersama.
MATERI 5
Pemimpin dari perspektif Islam
Pemimpin menurut perspektif Islam
Jika
dahulu, para sahabat R.A sangat takut jika dipilih menjadi seorang pemimpin,
tetapi sekarang,ramai yang berlumba-lumba untuk menjadi pemimpin. Semua mengaku
yang terbaik dan sanggup menjatuhkan lawannya dengan apa cara sekalipun
Sabda
Rasulullah SAW ketika beliau menyampaikan hadis yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah:
“Sesungguhnya
kalian nanti akan sangat bercita-cita menjadi pemimpin, padahal kelak di hari
kiamat ia akan menjadi penyesalan.” (HR. Al-Bukhari).
Memilih pemimpin bukanlah perkara remeh, sebab calon yang dipilih itulah yang akan membawa tag pemimpin rakyat untuk membuat dan menjalankan dasar-dasar yang menentukan nasib ribuan malah jutaan jiwa umat. Suka tidak suka, calon yang terpilih itulah yang akan menulis dakwat sejarah di negeri ini. Walau apapun sejarah itu masih tanda tanya besar, apakah akan menjadi dakwat emas yang sentiasa dikenang atau dakwat hitam yang sentiasa dikenang dengan kenangan hitam. Mampukah dia menjadi pemimpin sejati atau menjadi pemimpin yang mengkhianati amanat rakyat.
Memilih pemimpin bukanlah perkara remeh, sebab calon yang dipilih itulah yang akan membawa tag pemimpin rakyat untuk membuat dan menjalankan dasar-dasar yang menentukan nasib ribuan malah jutaan jiwa umat. Suka tidak suka, calon yang terpilih itulah yang akan menulis dakwat sejarah di negeri ini. Walau apapun sejarah itu masih tanda tanya besar, apakah akan menjadi dakwat emas yang sentiasa dikenang atau dakwat hitam yang sentiasa dikenang dengan kenangan hitam. Mampukah dia menjadi pemimpin sejati atau menjadi pemimpin yang mengkhianati amanat rakyat.
Pemimpin
merupakan lambang kekuatan, keutuhan, kedisiplinan dan persatuan. Namun harus
kita sedari juga bahawa pemimpin bukanlah hanya sekadar lambang. Oleh itu, ia
memerlukan kecekapan, kelayakan dan aktiviti yang utama untuk memimpin
bawahannya.
Melihat
ciri-ciri pemimpin, sebagai seorang Muslim, tentu kita tidak boleh sembarangan
memilih pemimpin. Jangan sampai ibarat “memilih kucing dalam karung” yang
kemudian hari akan mencalarkan kita semula.
Peranan Seorang Pemimpin
Menurut
perspektif Islam ada dua peranan yang dimainkan oleh seorang pemimpin:
1. Pelayan (khadim)
1. Pelayan (khadim)
Pemimpin
adalah pelayan bagi pengikutnya. Seorang pemimpin yang dimuliakan orang lain,
belum tentu perkara tersebut sebagai tanda kemuliaan. Kerana pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang boleh berkhidmat dan menjadi pelayan bagi kaumnya.
Seorang
pemimpin sejati, mampu meningkatkan kemampuan dirinya untuk memuliakan
orang-orang yang dipimpinnya. Dia membelanjakan lebih banyak, dia bekerja lebih
keras, dia berfikir lebih kuat, lebih lama dan lebih mendalam dibanding orang
yang dipimpinnya.
Demikianlah
pemimpin sejati yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.Bukan sebaliknya, pemimpin
yang selalu ingin dilayani, selalu ingin mendapatkan dan mengambil sesuatu dari
orang-orang yang dipimpinnya.
2. Pemandu (muwajjih)
Pemimpin
adalah pemandu yang memberikan arahan pada pengikutnya untuk menunjukkan jalan
yang terbaik untuk selamat sampai di tujuan tentu saja itu baru tercapai dengan
sempurna jika di bawah naungan syariat Islam.
Ciri-Ciri Pemimpin Dalam Islam
Ciri-Ciri Pemimpin Dalam Islam
Perlu
disedari, dalam memilih pemimpin ada tanggung jawab yang akan dipikul di
hadapan Allah terhadap pilihan kita. Di sinilah pentingnya seorang pemilih
mengenal calon pemimpinnya agar boleh mengetahui kesesuaiannya dengan watak
pemimpin ideal yang ditetapkan oleh Islam. Kalau ternyata sesuai, maka jangan
segan memberikan undi.
Di antara ciri-ciri pemimpin dalam Islam, iaitu:
1. Jujur
Pemimpin
Islam haruslah jujur kepada dirinya sendiri dan pengikutnya. Seorang pemimpin
yang jujur akan menjadi contoh terbaik. Pemimpin yang perkataan dengan
perbuatannya sentiasa selari.
2. Kompotensi
Kompotensi
dalam bidangnya mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin Islam. Orang akan
mengikuti seseorang jika dia benar-benar meyakini bahawa orang yang diikutinya
benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya.
3. Inspirasi
Seorang
pengikut akan merasakan ‘selamat’ jika pemimpinnya membawanya pada rasa selesa
dan menimbulkan rasa optimis walau seburuk apa pun situasi yang sedang
dihadapi.
4. Sabar
Pemimpin
Islam haruslah sabar dalam menghadapi segala macam persoalan dan keterbatasan,
serta tidak bertindak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
5. Rendah hati
5. Rendah hati
Seorang
pemimpin Islam hendaklah memiliki sikap rendah hati. Tidak suka menampakkan
kelebihannya (riya) serta tidak merendahkan orang lain.
6. Musyawarah
6. Musyawarah
Dalam
menghadapi setiap persoalan, seorang pemimpin Islam haruslah menempuh jalan
musyawarah serta tidak menentukan keputusan sendiri.
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, RA mengatakan,
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, RA mengatakan,
“Jika
Allah mengatakan kepada Rasul-Nya, padahal beliau adalah orang yang paling
sempurna akalnya, paling banyak ilmunya dan paling banyak ideanya,” Maka
bermesyuaratlah dengan mereka dalam urusan itu. ” (QS. Ali Imran: 159). Maka
bagaimana dengan yang selain Baginda?
7. Mampu
berkomunikasi dengan rakyatnya
Kapasiti ilmiah serta rasa
sensitiviti yang baik akan mereka yang dipimpinnya, pada akhirnya akan
melahirkan seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada rakyatnya.
Komunikasi yang baik kepada rakyatnya bukanlah sekadar kemampuan menimbulkan
retorik yang baik, tetapi juga kemampuan memilih perkara yang akan dilempar
kepada awam serta timing yang tepat semasa melemparkannya. Kematangan seorang
pemimpin akan membuatnya mampu berkomunikasi yang jauh dari sikap emosional.
Dan yang terpenting dari semua itu adalah pemimpin akhirnya mampu mengambil
sebuah dasar yang tepat dalam sebuah keadaan yang memang diperlukan oleh rakyat
yang dipimpinnya.
Rahsia Kekuatan Pemimpin
1. Kekuatan
iman, ilmu, dan wawasan yang luas
Seluruh
nabi dan rasul memimpin dengan kekuatan iman dan ilmu. Nabi Sulaiman
Alaihissalam memerintah hampir seluruh makhluk (seperti jin, binatang, angin)
dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Nabi Muhammad S.A.W dapat menyelesaikan
pelbagai masalah dengan ilmu dan keimanan yang kuat. Dengan ilmu dan iman
seorang pemimpin sanggup memimpin dirinya (seperti memimpin matanya, hatinya,
lidahnya, fikiran dan hawa nafsunya) sebelum memimpin orang lain.
2. Ibadah
dan taqarrub kepada Allah.
Ibadah
dan banyak bertaqarrub kepada Allah, dapat melahirkan kewibaan, ketawadhuan,
kesabaran, optimisme, dan tawakal. Ibadah dan taqarrub juga akan melahirkan
kekuatan ruhaniyah yang dahsyat.
3. Teladan
Ketika
Rasulullah S.A.W mengajak para sahabat berjihad, beliau bertempur paling depan,
paling ringan bersedekah dan hidup paling bersahaja. Ketika Rasulullah S.A.W
menyuruh bertahajud, beliaulah yang kakinya bengkak kerana banyak bertahajjud.
Ketika Rasulullah S.A.W mengajak umatnya untuk berhias dengan akhlak mulia,
beliaulah manusia yang paling mulia akhlaknya.
Ciri-Ciri Pengikut Dalam Islam
Ciri-Ciri Pengikut Dalam Islam
1. Taat
Seorang
pengikut harus patuh kepada pemimpin. Setelah pemimpin dipilih melalui jalan
musyawarah maka wajib bagi pengikutnya (yang menang dan yang kalah untuk taat
kepadanya, kecuali pemimpin telah melanggar ketentuan Allah dan membuat
kerosakan).
2. Dinamik dan kritis
Seorang
pengikut harus dinamik dan kritis dalam mengikuti kepimpinan seseorang. Islam
tidak mengajarkan suatu mengikut membuta-tuli atau sekadar ikut-ikutan.
Renungan
Bagi pemimpin dan calon pemimpin masa depan, amanah yang anda pikul bukanlah suatu kemegahan dan kebanggaan. Maka jadikanlah janji Allah memasukan pemimpin yang adil dalam SyurgaNya sebagai sumber tenaga hidup anda.
Renungan
Bagi pemimpin dan calon pemimpin masa depan, amanah yang anda pikul bukanlah suatu kemegahan dan kebanggaan. Maka jadikanlah janji Allah memasukan pemimpin yang adil dalam SyurgaNya sebagai sumber tenaga hidup anda.
Dan
bagi kita yang akan memberikan pilihan dan selanjutnya akan dipimpin, marilah
kita sedari bahawa peluang kita hanya sekali untuk melakukan pilihan dengan
tepat. Setelah itu, kemampuan kita dalam menentukan arah kepimpinan tidak
sekuat semasa kita memilih. Setidaknya, kita telah berusaha melakukannya. Dan
yang pasti, pilihan kita akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Komunikasi bisnis pada level komunikasi kelompok dan
interpersonal dapat berlangsung dalam bentuk lobi dan negosiasi. Dua bentuk kegiatan
komunikasi ini mewarnai kegiatan komunikasi bisnis yang dilakukan oleh para
pelaku bisnis di mana saja untuk membela kepentingannya. Namun organisasi
lembaga bisnis memiliki publiknya masing-masing yang berbeda juga
kepentingannya maka lobi dan negosiasi menjadi penting.
(diambil dari berbagai sumber)
Comments
Post a Comment
thankzzz taz komenxx.....