Pengertian Dakwah Islam

 
   Secara etimologi kata dakwah berasal dari bahasa arab yang berarti:
Ajakan, seruan, panggilan atau undangan (ya’qub,1992 : 13). Kata dakwah ini berasal dari fiil madly yaitu “d’a” yang mempunyai arti (menyeru, memanggil). Jadi kata dakwah merupakan isim masdar yang berasal dari fiil madly “d’a” yang artinya panggilan, seruan atau ajakan,(Hasanuddin,
1996 : 26)
Adapun pengertian dakwah secara semantic (istilah) ada beberapa pendapat, antara lain: menurut hasanuddin (1996 : 28) “Dakwah yaitu menyampaikan dan memangil serta mengajak manusia kejalan ALLah swt. Untuk menjalankan perintah-nya dan menjauhi larang-Nya dalam mencapai kehidupan bahagia di dunia maupun di akherat, sesuai dengan tuntunan dan contoh Rasulullah saw”.

Menurut Bachtiar (1997 : 31) “dakwah adalah suatu proses upaya mengubah sesuatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran islam, atau proses mengajak manusia ke jalan ALLah yaitu al – islam”.
Beberapa pakar mendefisinikan dakwah sebagai berikut:  Menurut Al-Khuli, Dakwah adalah  ”Memindahkan umat dari satu situasi ke  situasi yang lain.” Sedangkan Syaikh Abdullah Ba‟lawi Al-Haddad menyebutkan,  ”Dakwah adalah mengajak, membimbing dan memimpin orang yang belum mengerti atau  sesat jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah,  beriman kepada-Nya, serta mencegah dari apa yang menjadi lawan dari kedua hal  tersebut.” 
Buya  Hamka  dari Sumatera Barat berkata,  ”Dakwah pada dasarnya  berkonotasi positif yang substansinya terletak pada aktivitas memerintahkan yang ma”rufdan mencegah perbuatan mungkar.”  Sedangkan menurut Muhammad Quraish Shihab:  ”Dakwah adalah seruan atau ajakan keinsyafan atau usaha mengembalikan situasi ke situasi yang lebih baik dan sempurna, baik pada pribadi maupun masyarakat.”  Definisi lainnya dari Mudzakkir Muhammad Arif, penulis kitab  As-Shidqu Fil.
Quran Al-Karim  sebagai berikut,  ”Dakwah adalah semua bentuk ajakan untuk  mengamalkan Islam dalam bentuk apa saja.” Dari definisi di atas, setidaknya kita bisa mengambil beberapa kesimpulan:  Pertama, Dakwah adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana; Kedua, Usaha tersebut adalah mengajak manusia kepada syariat yang telah digariskan Allah;  Ketiga, Tujuan akhir dari dakwah adalah mencapai  sa”idunfiddunya  (bahagia di  dunia)  dan sa”idunfil aakhirah (bahagia di akhirat).  (Louis Ma‟luf, al-Munjid fil Lughah wal A”lam, hal. 216. 5.).
Secara umum dakwah dapat di artikan sebagai suatu kegiatan umat isalam dalam rangka mengajak atau menyeru umat manusia dengan menggunakan berbagi media\dan metode dengan tujuan adanya suatu perubahan situasi kearah yang lebih baik.
Dalam perkembangan seanjutnya dakwah berkembang menmjadi suatu disiplin. Dengan demikian perkembangan dakwah islamiyah semakin semarak. Namun dalam kesempatan ini penulis hanya akan mencoba mendifisinikan ilmu dakwah.
Pengertian ilmu dakwah itu sendiri adalah sejumblah pengetahuan tentang proses upaya mengajak manusia ke jalan yanga benar meburut aturan ALLah atau al-islam yang tersusun secara sistematis, logis, hasil pemikiran manusia dan objektif dari pengertian. Tersebut jelas sekali bahwa unsur manusia sangat dominan dalam sebuah ilmu dakwah. Disinilah peranan atau kemampuan seseorang dituntut untuk dapat memanfaatkan dirinya untuk dapat mengajak dan merubah diri dari lingkungannya kearah yang lebih baik atau dengan kata lain bahwa ilmu dakwah adalah ilmu yang mengajarka cara-cara mempengaruhi manusia dengan suatu seni atau teknik tertentu kepada suatu ideologi tertentu (ya’qub, 1992 : 12 )
Dakwah juga dapat dipahami sebagaiproses komunikasi (tabligh). Setiap muslim, seperti juga Nabi saw, disuruh mengkomunikasikan ajaran islam, betapapun pengetahuannya tentang islam masih sangat sedikit. Komunikasi itu dapat terjadi secara lisan, maupun tulisan. Komunikasi juga dapat terjadi secara individual maupun missal. Komunikasi juga dapat terjadi secara antarpersonal, secara face to face, dapat juga melalui media. Media yang dipakai pun bermacam macam, ada media cetak, media elektronik, maupun media yang lainnya.
Cara komunikasinnya juga bearmacam-macam, bisa forum pengajian,dialog, integrasi social, jamaah, silaturrahmi dan lain-lain.yang tidak langsung melalui media cetak maupun media elektronik.
Sifat komunikasinnya juga bermacam-macam, ada yang persuasive, edukatif, atau yang lain. Dalam komonikasi dakwah harus dihindarkan komunikasi yang sifatnya pemaksaan. Karena hal itu bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai islam. Ada peristiwa yang menjadi bagian dari sejarah dakwah serta diabadikan dalam alquran, misalnya ketika Nabi Musa dan Nabi harun diperintahkan untuk mengiatkan fir’aun dengan cara yang halus (layinan). Nabi Muhammad saw sendiri disuruh berlemah lembut dalam bergaul supaya tidak dijauhi olehumatnya.

Dalam komunikasi itu selain terjadi transformasi biasannya diikuti proses intrnalisasi iman dan islam, pengamalan pentradisian ajaran dan nilai-nilai islam serta perubahan keyakinan, sikap dan prilaku manusia. Perubahan keyakinan sikap dan prilaku itu terjadi setelah ada proses komunikasi dan transformasi ajaran dan nilai-nilai islam itu.(Andy Darmawan, 2002 : 27-28)

Comments